Blogger templates

Popular posts

17 Kali Konflik Gajah Dan Manusia

Selama lima bulan terakhir sudah terjadi 17 kali konflik gajah liar asal hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan warga yang tinggal di sekitar hutan penyangga.

Akibat konflik berkepanjangan tersebut, selain merusak lahan pertanian, dua hewan bertubuh tambun itu mati dibunuh. Kepala Balai TNWK Awen Supranata didampingi Kabag Humas Dede Mulyadi mengatakan sejak Januari hingga Mei 2011, dua ekor gajah TNWK mati bukan hanya karena dibunuh, melainkan juga mati karena masuk lubang dan sakit.


"Dua gajah liar yang mati itu bukan sengaja dibunuh warga atau aparat. Melainkan karena masuk lubang dan sakit," kata Awen, Selasa (24-5).

Menurut Awen, puluhan gajah liar merangsek ke permukiman atau perladangan warga selama ini disebabkan banyak faktor. Faktor dimaksud seperti kawasan yang dilalui itu merupakan lintasan gajah liar sejak puluhan tahun silam.

Faktor lain seperti pakan di luar kawasan hutan dianggap kawanan hewan berbelalai itu lebih banyak dan lebih baik dari pada pakan yang ada di dalam hutan.

Guna menekan terjadinya konflik gajah liar dengan warga, pihak Balai TNWK bersama pihak terkait lain akan melakukan sejumlah upaya. Seperti akan membangun pos penghalau di beberapa titik yang tersebar di 22 desa penyangga.

Selain itu, Balai TNWK juga akan melakukan penanaman pakan gajah, seperti bambu, pisang hutan, dan pakan lain seluas 100 hektare.

(lampungpost.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar