Jakarta - Simbol yang terbentuk di areal persawahan Berbah, Sleman, Yogyakarta masih penuh misteri. Kuat dugaan, simbol itu buatan manusia. Namun untuk memastikan, dapat dilihat dari teknik yang digunakan untuk merobohkan batang-batang padi di sawah itu.
Ketua Komunitas UFO Indonesia (UFO-Indonesian Community), Michael Gumelar mengatakan, jika bulatan itu benar-benar crop circle, teknologi yang dipakai adalah teknologi pemanasan.
Hasil teknologi pemanasan ini sangat rapih, berbeda dengan buatan manusia yang biasanya terlihat dari ketinggian padi yang tidak rata.
"Yang asli itu dengan teknik pemanasan tinggi, di satu titik sama semua," kata Michael dalam perbincangan dengan detikcom, di Jakarta, Senin (24/1/2011).
Menurut Michael, teknologi semacam itu belum bisa dilakukan manusia di bumi. "Itu seperti sudah ter-computerized, tidak bisa dilakukan manusia di bumi," kata pria yang juga pengajar di Universitas Multimedia Nusantara ini.
Dia menjelaskan, teknologi pemanasan yang menjadi dasar pembuktian keaslian crop circle sudah ada panduannya dari para peneliiti di luar negeri. "Guadiance itu sudah berdasarkan riset," kata pria yang percaya ada kehidupan lain di luar bumi ini.
Seperti diberitakan, sebuah lingkaran menyerupai crop circle terbentuk di atas tujuh hektar lahan persawahan di Dusun Jogomangsar, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta.
Lingkaran 'UFO' yang dikenal sebagai crop circle ini menghebohkan warga sejak Minggu kemarin. Mereka heran melihat lingkaran simetris di sawah milik Ngadiran dkk, padahal lingkaran itu belum ada pada Sabtu (22/1) lalu.
Lingkaran itu terbentuk karena posisi padi rebah berputar ke arah kanan. Padi yang masih berdiri setinggi sekitar 60-70 cm, sedangkan yang rebah setinggi sekitar 50 cm. Lingkaran itu hingga kini masih misterius. Sejumlah ahli percaya crop circle itu buatan manusia.
Ketua Komunitas UFO Indonesia (UFO-Indonesian Community), Michael Gumelar mengatakan, jika bulatan itu benar-benar crop circle, teknologi yang dipakai adalah teknologi pemanasan.
Hasil teknologi pemanasan ini sangat rapih, berbeda dengan buatan manusia yang biasanya terlihat dari ketinggian padi yang tidak rata.
"Yang asli itu dengan teknik pemanasan tinggi, di satu titik sama semua," kata Michael dalam perbincangan dengan detikcom, di Jakarta, Senin (24/1/2011).
Menurut Michael, teknologi semacam itu belum bisa dilakukan manusia di bumi. "Itu seperti sudah ter-computerized, tidak bisa dilakukan manusia di bumi," kata pria yang juga pengajar di Universitas Multimedia Nusantara ini.
Dia menjelaskan, teknologi pemanasan yang menjadi dasar pembuktian keaslian crop circle sudah ada panduannya dari para peneliiti di luar negeri. "Guadiance itu sudah berdasarkan riset," kata pria yang percaya ada kehidupan lain di luar bumi ini.
Seperti diberitakan, sebuah lingkaran menyerupai crop circle terbentuk di atas tujuh hektar lahan persawahan di Dusun Jogomangsar, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta.
Lingkaran 'UFO' yang dikenal sebagai crop circle ini menghebohkan warga sejak Minggu kemarin. Mereka heran melihat lingkaran simetris di sawah milik Ngadiran dkk, padahal lingkaran itu belum ada pada Sabtu (22/1) lalu.
Lingkaran itu terbentuk karena posisi padi rebah berputar ke arah kanan. Padi yang masih berdiri setinggi sekitar 60-70 cm, sedangkan yang rebah setinggi sekitar 50 cm. Lingkaran itu hingga kini masih misterius. Sejumlah ahli percaya crop circle itu buatan manusia.
sumber : detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar